JENIS-JENIS KOMUNIKASI :
Komunikasi
selalu muncul dalam konteks, yakni dalam suatu latar atau situasi tertentu.
Secara teoretis, konteks komunikasi dapat dibagi dengan berbagai cara,
tergantung kategori yang kita gunakan. Misalnya, berdasarkan kategori jenis
muatan pesan, komunikasi dapat dibagi atas komunikasi politik, komunikasi
bisnis, komunikasi kesehatan, komunikasi sosial, dan sebagainya.
Dilihat
dari jumlahnya, komunikator atau komunikan dapat dibedakan atas satu orang,
banyak orang (kelompok kecil, kelompok besar, atau organisasi), dan massa. Maka
berdasarkan kategori jumlah manusia yang terlibat di dalamnya, komunikasi dapat
terjadi dalam bentuk antarpribadi, kelompok, organisasi, massa dan antarbudaya.
Namun, sebelum terjadi komunikasi antarpribadi, terjadi komunikasi di dalam
diri komunikator, yang kita sebut komunikasi intrapribadi. Penggolongan berdasarkan
hal ini kita sebut jenis – jenis komunikasi. Berikut ini adalah pembahasannya:
1. Komunikasi
Intrapribadi (intrapersonal
communications)
Komunikasi
intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi di dalam diri komunikator atau
lazim disebut komunikasi dengan diri sendiri. Misalnya, Anda bertanya kepada
diri sendiri, “Dalam situasi ini, apa yang sebaiknya saya lakukan?” Dalam
komunikasi intrapribadi, Anda bertindak sebagai komunikator dan sekaligus
komunikan, orang kepada siapa pesan komunikator ditujukan. Komunikasi
intrapribadi merupakan dasar komunikasi antarpribadi. Ketika berbicara dengan
orang lain, sesungguhnya Anda telah merampungkan suatu proses berkomu-nikasi
dengan diri sendiri, “Apa yang ingin saya tanyakan? Pesan apa yang akan saya
sampaikan? Bagaimana sebaiknya cara menyampaikannya?” Proses ini berlangsung
dengan cepat, nyaris tanpa disadari lagi, kecuali ketika Anda pertama kali
belajar berbicara atau pertama kali menggunakan bahasa asing yang belum terlalu
Anda kuasai. Dengan selesainya komunikasi intrapribadi, di mana manusia
melakukan tindak komunikasi dengan menyampaikan pesannya, maka ia masuk pada tataran
komunikasi antarpribadi.
2. Komunikasi
Antarpribadi (interpersonal
communications)
Komunikasi
antarpribadi dapat terjadi dalam kon-teks satu komunikator dengan satu
komunikan (komunikasi diadik: dua orang) atau satu komunikator dengan dua
komunikan (komunikasi triadik: tiga orang). Lebih dari tiga orang biasanya
dianggap komunikasi kelompok. Komunikasi antarpribadi dapat berlangsung secara
tatap muka atau menggunakan media komunikasi antarpribadi (nonmedia massa),
seperti telepon. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator relatif cukup
mengenal komunikan, dan sebaliknya, pesan dikirim dan diterima secara simultan
dan spontan, relatif kurang terstruktur, demikian pula halnya dengan umpan
balik yang dapat diterima dengan segera. Dalam tataran antarpribadi, komunikasi
berlangsung secara sirkuler, peran komunikator dan komunikan terus
dipertukarkan, karenanya dikatakan bahwa kedudukan komunikator dan komunikan
relatif setara. Proses ini lazim disebut dialog, walaupun dalam konteks
tertentu dapat juga terjadi monolog, hanya satu pihak yang mendominasi
percakapan. Efek komunikasi antarpribadi paling kuat di antara tataran
komunikasi lainnya. Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator dapat
mempengaruhi langsung tingkah laku (efek konatif) dari komunikannya,
memanfaatkan pesan verbal dan nonverbal, serta segera merubah atau menyesuaikan
pesannya apabila didapat umpan balik negatif.
3. Komunikasi
Kelompok (group communications)
Apabila
jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, cenderung dianggap komunikasi
kelompok kecil atau lazim disebut komunikasi kelompok saja. Sedangkan
komunikasi kelompok besar biasa disebut sebagai komunikasi publik. Jumlah
manusia pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok, besar atau kecilnya, tidak
ditentukan secara matematis, melainkan tergantung pada ikatan emosional antar
anggotanya. Dalam komunikasi kelompok, komunikator relatif mengenal komunikan,
dan demikian juga antarkomunikan. Bentuk komunikasi kelompok kecil misalnya
adalah pertemuan, rapat, dan lainlain. Komunikasi kelompok kecil pasti
melibatkan komunikasi antarpribadi, sehingga teori komunikasi antarpribadi juga
berlaku di sini. Umpan balik dapat diterima dengan segera, menentukan
penyampaian pesan berikutnya. Namun, pesan relatif lebih terstruktur daripada komunikasi
antarpribadi, bersifat formal maupun informal. Komunikasi kelompok sering kita
temui dalam keluarga, tetangga, teman dan kerabat, atau kelompok diskusi.
Komunikasi kelompok dapat terjadi di dalam kelompok dan juga antarkelompok.
4. Komunikasi
dalam Organisasi
Komunikasi
organisasi terjadi di dalam organisasi maupun antarorganisasi, bersifat formal
maupun informal. Semakin formal sifatnya, semakin terstruktur pesan yang
disampaikan. Komunikasi formal adalah komunikasi menurut struktur organisasi:
komunikasi ke atas, ke bawah, maupun horizontal. Sedangkan komunikasi informal
adalah yang terjadi di luar struktur organisasi. Karenanya, komunikasi
organisasi melibatkan komunikasi kelompok, komunikasi antarpribadi, komunikasi
intrapribadi, dan terkadang komunikasi publik juga muncul di dalamnya.
5. Komunikasi
Massa
Komunikasi
massa melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis
yang luas, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama. Karena itu,
agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang sama, maka digunakan media
massa seperti surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Dalam tataran
komunikasi ini, komunikator dan komunikan serta antarkomunikan relatif tidak
saling kenal secara pribadi, anonim, dan sangat heterogen. Komunikator dapat
berbentuk organisasi (misal, tim redaksi, atau LSM yang menyatakan protes
terhadap sesuatu). Pesan pesannya relatif bersifat umum, disampaikan secara
serentak dan sangat terstruktur. Dalam komunikasi massa, umpan balik relatif
tidak ada atau bersifat tunda. Komunikator cenderung sulit mengetahui umpan
balik komunikan dengan segera. Untuk mengetahuinya, maka biasanya harus
dilakukan survei atau penelitian. Di dalam komunikasi massa terjadi pula
komunikasi organisasi, komunikasi kelompok besar atau pun kecil, komunikasi
antarpribadi, dan komunikasi intrapribadi.
6. Komunikasi
Antarbudaya (intercultural
communication)
Komunikasi
antarbudaya terjadi apabila sebuah pesan (message)
yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk
konsumsi anggota dari budaya yang lain.
Definisi
lain bahwa proses komunikasi antarbudaya merupakan interaksi antarpribadi dan
komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar
belakang kebudayaan yang berbeda. Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi
antarbudaya menyatakan bahwa komunikasi antarbudaya terjadi apabila terdapat
dua budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses
komunikasi.
”Menurut saya :
Jenis komunikasi itu dibedakan karena dengan siapa kita berkomunikasi, apakah
dengan diri sendiri, dengan seseorang, beberapa orang, dan banyak orang, tentu
hal ini jelas berbeda ketika kita berbicara dengan seseorang dengan berbicara
dimuka umum didepan orang banyak, dari perbedaan inilah yang menyebabkan
manfaat dari komunikasi itu sendiri berbeda – beda namun ada satu tujuan yaitu
menyampakan hal yang kita ingin komunikasikan agar maksudnya tercapai kepada
orang yang kita tuju”.
PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu
persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini
bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan
komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan.
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi. Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1.
Penginterpretasian.
2.
Penyandian.
3.
Pengiriman.
4.
Perjalanan.
5.
Penerimaan.
6.
Penyandian
balik.
7.
Penginterpretasian.
Berikut
adalah pengertiannya :
·
Penginterpretasian
Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator.
Artinya, proses
komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator
berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut I(interpreting).
Tahap ini masih ada dalam komunikator
dari pesan
yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia
ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut (encoding), akal budi manusia
berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi
konkret.
Proses ini terjadi ketika komunikator
melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut (transmitter), alat pengirim
pesan.
Tahapan ini terjadi antara komunikator
dan komunikan,
sejak pesan
dikirim hingga pesan
diterima oleh komunikan.
·
Penerimaan
Tahap ini terjadi pada diri komunikan
sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver
hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
Tahap ini terjadi pada komunikan,
sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan yang dimaksud oleh
komunikan.
”Menurut saya : Proses
komunikasi itu dibedakan dengan bagaimana kita sebagai komunikator untuk
menyampaikan pesan terhadap orang yang dituju atau komunikannya agar dapat memahami
pesan yang dimaksud, maka selama proses komunikasi perlu adanya interaksi agar
pesan bisa tersampaikan dengan baik”.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tugas Teori Organisasi 2, Dosen Mario Zefanya, SE.
Muhammad Ramli (16113074) (2KA10)
Sumber
:
http://www.lusa.web.id/proses-komunikasi/
https://muharitasks.wordpress.com/2013/07/15/jenis-dan-proses-komunikasi/
Komentar
Posting Komentar